Kematian ikan secara mengenaskan ini akibat pasokan air yang digunakan untuk budidaya ikan telah tercemar material vulkanik Merapi. Ikan akan kekurangan oksigen, sehingga akan pingsan dan selanjutnya mati secara mengenaskan.
"Ikan yang mati sebanyak 28.700 ekor untuk budidaya karamba, perairan umum atau ikan tangkap yang mati 1.900 ekor. Sedangkan untuk kelompok pembudidaya ikan sebanyak 721.030 ekor," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, (DKP), Pemkab Bantul, Edy Mahmud Hidayat, Minggu 14 November 2010
Edy menyatakan, kematian ikan yang sangat besar akibat air sungai yang tercemar materi Merapi ini tidak saja akan merugikan petani, namun juga akan berdampak pada menurunnya pasokan ikan untuk wilayah Bantul yang diperkirakan mencapai 60 persen dari sebelumnya.
"Dampak yang lebih buruk lagi adalah pasokan benih untuk budidaya ikan akan terhambat, sehingga harus mendatangkan dari daerah lain di luar DIY," kata dia.
Edy menambahkan, para petani ikan yang saat ini mengalami kerugian akibat air sungai tercemar material vulkanik tersebar di beberapa kecamatan yang dialiri Sungai Code, Gajah Wong, Opak, dan Winongo. "Kami memperkirakan petani ikan yang mengandalkan pasokan air dari sungai itu pasti akan mengalami kerugian yang besar," tuturnya.
Laporan: Juna Sanbawa l DIY
Erupsi Merapi, 700.000 Ikan di Bantul Mati
VIVAnews - Tak hanya warga di kawasan yang tinggal di bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi yang harus waspada terhadap bahaya sekunder erupsi Merapi, yaitu banjir lahar dingin yang setiap saat mengancam. Namun, para pembudidaya ikan yang tinggal lebih dari 60 kilometer dari Merapi juga terkena dampaknya.
Tumpahan material vulkanik yang mengalir ke beberapa sungai yang melintas di Yogyakarta mengakibatkan kematian ikan secara mengenaskan. Tumpahan material vulkanik itu mengalir ke sungai Sungai Code, Opak, Gajah Wong, dan Winongo. Akibatnya, ratusan ribu ikan yang dibudidayakan para petani di Kabupaten Bantul, mati massal.
• VIVAnews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar